Sidoarjo,Harian7Menit.Online - Organisasi masyarakat (Ormas) Islam NU paling banyak memiliki anggota. Termasuk juga sayap organisasinya seperti Anshor, Muslimat dan Fatayat jumlahnya tidak sedikit. Di Sidoarjo saja jumlah anggota NU yang sudah memiliki kartu keanggotaan, diperkirakan saat ini jumlahnya lebih dari lima ratus ribu anggota atau seperempat dari jumlah penduduk masyarakat Sidoarjo. Jumlah tersebut belum termasuk simpatisan, atau masyarakat yang aktif ikut kegiatan NU dan belum memiliki KartaNU.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor menyebut dengan jumlah sebanyak itu, potensi penyebaran gerakan dakwah digital sangat besar. Tapi kenyataanya tidak demikian. Media sosial belum begitu dioptimalkan mayoritas warga NU Sidoarjo.
Fakta itu bisa dilihat dengan masih minimnya follower akun dakwah yang dikelola oleh PCNU Sidoarjo. Di akun IG PCNU Sidoarjo pengikut atau followernya hanya 622 orang.
"Dakwah digital sudah harus dipikirkan dengan serius. Akun dakwah jangan sampai kalah dengan akun-akun lain yang isi kontennya cenderung tidak beradab namun followernya sampai puluhan ribu," tutur Muhdlor saat membuka Musyawarah Kerja MWC NU Wonoayu di Batu, Malang yang juga dihadiri Ketua PCNU Sidoarjo Zainal Abidin. Sabtu (19/2/2022)Sore.
Berikutnya yang penting untuk digarap dengan serius adalah membangun ekonomi ke umatan. Sebagai organisasi dengan pengikut mayoritas dengan berbagai latar belakang disana tersimpan potensi ekonomi yang besar. Hanya saja menurut putra KH. Agoes Ali Mashyuri (Gus Ali) itu potensi ini belum tergarap dengan baik.
Ia mencontohkan berapa banyak jumlah pelaku UMKM yang berlatarbelakang anggota NU Sidoarjo. Di Sidoarjo ini ada lebih dari 200 ribu UMKM dan belum ada database dari PCNU Sidoarjo jumlah anggotanya yang memiliki UMKM.
Ditambah dengan seringnya kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh PCNU Sidoarjo dan banom-banomnya.
"Jika perputaran dari para pelaku usaha orang NU dan di distribusikan ke jama'ah NU maka disini ekonomi keummatan akan terbangun. Termasuk potensi ekonomi dari luar NU juga harus disasar," katanya.
Dan yang terakhir menurut Muhdlor adalah penguatan organisasi. Untuk mencapai itu semua kader NU harus bersatu dalam bingkai Aswaja. Tidak keluar dari relnya. Sekarang ini kata Muhdlor lagi gencar-gencarnya gerakan mengajak ke ajaran ahlussunnah tanpa harus masuk dalam organisasi.
"Ini jangan sampai terjadi, tanpa masuk dalam organisasi maka akan mudah tercerai berai. Kurang kuat kalau jalan sendiri-sendiri," ujarnya.
Oleh karenanya Bupati muda ini mengajak kader-kader NU untuk memikirkan strategi penguatan organisasi ditengah derasnya arus informasi yang berpotensi memecahbelah, "sasarnnya bukan hanya bangsa ini tapi sasaran itu juga ke organisasi seperti NU," pungkasnya.** Red