Sidoarjo,Harian7Menit.Online -Pengrajin tempe di Desa Sedenganmijen, Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo mengeluh akan tingginya harga kedelai di pasaran.
Ketua sentra pengrajin tempe, Mukhromin dan juga salah satu pengrajin tempe mengatakan, saat ini harga kedelai telah naik dari Rp 9.000 per kilogram menjadi Rp 11.000 per kilogramnya di tingkat pengrajin tempe.
"Padahal pengrajin tempe bisanya beli ditingkat pengepul kedelai dengan harga Rp 9.000 per kilogramnya sehingga mereka bisa memproduksi kembali tahu dan tempe serta bisa dijual dengan harga terbilang wajar,” urainya.
Yah tidak begitu (untung), karena kami ini kan beli harga pasar global dan kami jual juga dengan harga pasar.
“Kalau untung yah untung, tapi tidak untung besar, kami ini pedagang tentu cari selisih,” tambahnya.
Keluhan para pengrajin tempe di Desa Sedenganmijen direspon cepat oleh pasangan suami istri legislator dari partai Gerindra.
Rahmad Muhajirin dan Mimik Idayana meluangkan waktunya untuk berkunjung ke sentra kerajinan tempe di Desa Sedenganmijen, untuk merespon keluhan para pengrajin tempe.
Pasangan politikus ini membantu mencari solusi dengan memberikan bantuan subsidi harga kedelai dari Rp 11.000 yang ditawarkan oleh pengepul ditawar Rp 10.000. Para pengrajin hanya sanggup membeli kedelai dengan harga Rp 10.000 per kilogramnya. Oleh Rahmad Muhajirin diberikan subsidi harga Rp 1.000.
Di gudang pengepul yang ada di Desa Sedenganmijen terdapat 10 ton kedelai siap kirim. Seluruhnya diborong khusus untuk para pengrajin tahu dan tempe yang ada di sekitar Desa Sedenganmijen, agak besok mulai beraktifitas memproduksi tempe untuk dijual di pasar.
Anggota komisi III DPR RI Rahmad Muhajirin mengatakan untuk kedepannya kami mencari solusi untuk bertemu dengan importir kedelai, agar tidak ada kelangkaan stok kedelai. Sehingga harga kedelai di tingkat pengrajin tempe bisa terjangkau. Selain itu kami juga meminta kepada Bulog untuk memperhatikan apa yang menjadi keluhan para pengrajin tahu dan tempe akan langkanya stok kedelai.
Sementara itu, Mimik Idayana anggota komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo menyampaikan bahwa masyarakat jangan menjadi korban lantaran hilangnya produk tahu dan tempe.
“Padahal bahan baku tahu dan tempe yakni kedelai merupakan bahan makanan pokok dan juga merupakan salah satu komoditi yang harus dilindungi oleh pemerintah seperti halnya beras,” jelas Mimik.
Mimik juga berharap agar pemerintah baik pusat maupun daerah agar turun ke bawah di pengrajin tahu dan tempe, sehingga pemerintah bisa mengakomodir keluhan para pengrajin tahu dan tempe. Agar stabilitas harga kedelai dari pusat hingga daerah bisa terjaga.
Perlu diketahui kenaikan harga kedelai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia . Akibatnya pengrajin tahu dan tempe mendapatkan keuntungan lebih sedikit dari pada biasanya. Imbasnya pengrajin tahu dan tempe mogok memproduksi mulai dari kemarin hingga besok lusa.** Red